Labels:

Membangun Jembatan Di Depan Rumah


Libur akhir tahun 2013 yang baru saja berlalu memang terasa menyenangkan bagi semua orang, termasuk saya tentunya. Apalagi bila liburannya berhari-hari, bahkan ada yang semingu hingga dua minggu, betul-betul libur dari segala aktifitas kegiatan keseharian yang selama ini menguras tenaga dan pikiran. Sehingga masa-masa liburan dimanfaatkan untuk meng-cas kembali energy terbarukan serta pikiran yang tercerahkan.

Beragam cara untuk mengisi dan menghabiskan masa liburan, tentunya masing-masing orang berbeda caranya. Dan salah satu cara yang saya lakukan bersama suami adalah membuat jembatan untuk jalan masuk kerumah kami, yang letaknya di atas selokan yang sedang dikerjakan oleh pihak developer perumahan Green Tasbih, tempat dimana kami menetap di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Selokan yang berfungsi sebagai drainase itu memang dibiayai oleh pihak pengembang perumahan, namun jembatan-nya harus dibuat dan dibiayai sendiri oleh pemilik rumah yang bersangkutan. Untunglah para tukang yang sedang mengerjakan selokan itu bersedia diajak kerja sama untuk membuatkan jembatan di depan rumah kami, tentunya dengan memberikan imbal balik berupa uang jasa. Adapun besarannya setelah melakukan negoisasi yang cukup menyenangkan, saya mengatakan cukup menyenangkan, karena tukang-tukang itu ternyata berasal dari Jawa, dan saya yang pernah cukup lama menetap di Jogyakarta dengan kedua orang tuaku saat itu, bisa berkomunikasi dengan bahasa Jawa, sehingga didapatkan jumlah yang disepakati kedua belah pihak, yaitu empat ratusribu rupiah, diluar bahan-bahan yang harus kami siapkan, seperti pasir, kerikil, semen, batu gunung dan besi untuk tulangan betonnya.

Padahal tetangga sekitar kompleks perumahan Green Tasbih membayar lebih tinggi untuk membuat sebuah jembatan dengan ukuran yang sama, entah apakah karena bahasa Jawa yang kami gunakan, sehingga kami mendapatkan harga demikian, namun semua itu patut kami syukuri,…Alhamdulillah. Ada satu pernyataan yang cukup membuat saya tersenyum, saat para tukang itu menyatakan bahwa mereka semua terdampar di Banjarbaru karena ditendang dari Pulau Jawa demi mendapatkan pekerjaan. Dalam hati saya membenarkan pendapat mereka, bahwa sesungguhnya rejeki itu ada di mana saja, yang penting kita mau beriktiar dan tentunya selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala.


Besi Yang Telah Dirangkai Untuk Tulangan Beton Jembatan


Suamiku sendiri tiba di Banjarbaru dari Makassar pada tanggal dua puluh lima Desember, tepat pada saat jembatan itu hendak dicor, setelah beberapa hari mereka menyiapkan tulangan besi beton dan papan mal untuk jembatan dan pasangan batu gunung sebagai pondasi jembatan. Pasangan batu gunung ini sebagai pengganti batako pada selokan, jadi dudukannya lebih dari kuat bila dilintasi oleh kendaraan roda empat yang hingga saat ini saya masih memimpikan berharap untuk bisa memilikinya suatu saat nanti,,,insya Allah aamiiinn. Dan berhubung papaku berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara pernikahan keluarga, maka suamikulah yang mengambil alih tugas mengawasi pekerjaan tukang-tukang itu.

Tukang Sedang Memberikan Polesan Aci Untuk Jembatan

Alhamdulillah, akhirnya pekerjaan membuat jembatan di depan rumahpun selesai juga, dan sebagai langkah terakhir, tukang melapisinya dengan adukan Aci-an, yaitu adukan kental yang terdiri dari semen dengan air, sebagai polesan terakhir untuk jembatan itu. Setelah semua selesai, jembatannya pun ditutup dengan terpal agar terhindar dari hujan, dimana saat jembatan dibuat, Kota Banjarbaru sedang musim penghujan.

18 comments :

  1. Jembatannya buat sarana kendaraan pribadi masuk rumah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya..salah satu fungsinya memang untuk jalan kendaraan :-)

      Delete
  2. Assalaamu'alaikum wr.wb, mbak Wieka....

    Jika difahami, maksudnya hanya beli rumah dan kawasan sahaja ya mbak. Jembatan memasuki rumah buat sendiri. Wah, rumit yang begitu, harus belanja lagi.

    Kalau di Malaysia, biasanya rumah dan disekalikan dalam pembelian tidak berasingan. Semua itu sudah dikira dari harga rumah yang dibeli. Kontraktor perumahan telah dibayar oleh pemaju rumah untuk keseluruhan yang dibinanya. Maka tidak ada kesukaran lagi.

    Hanya mahu menukar pagar rumah sahaja yang perlukan khidmat lain, jika kita tidak mahu dengan pagar yang disediakan oleh pemaju rumah tersebut.

    Alhamdulillah, semuanya selamat dan sukses. Senang ya mbak kalau punya rumah sendiri. Semua itu rezeki dari Allah SWT yang patut kita syukuri.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak buat mbak Wieka dan keluarga di Banjabaru.

    SITI FATIMAH AMAD

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikumsalam, saat membeli rumah, memang harganya tidak termasuk pagar dan jembatan,
      iya..semua ini memang rezeki dari Allah Swt..alhamdulillah, terimakasih..salam takzim pula untuk keluarga Mbak Fatimah di Sarawak :-)

      Delete
  3. Tentu amat senang bisa tinggal di Perumahan Green Tasbih yang representatif seperti ini. Lingkungan permukiman yang nyaman, rapi, indah, sehat, dan hijau amatlah didamba oleh keluarga yang harmonis.

    Sarana dan prasarana penunjang tentulah amat dibutuhkan sekali di lingkungan perumahan, diantaranya berupa jembatan kecil di depan rumah. Harus dibuat secara permanen, kuat, dan kokoh bila dilintasi kendaraan roda dua dan empat.

    Senang bisa berkenalan dan berkomunikasi dengan para pekerja dari Jawa. Memang banyak orang Jawa yang merantau baik ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Semoga kehidupan mereka lebih mapan dan sukses.

    Selamat menempati rumah yang baru di Perumahan Green Tasbih Banjarbaru Kalimantan Selatan. 'Rumahku Surgaku'. Salam cemerlang!

    ReplyDelete
  4. aktifitas yang menyenangkan ya, bisa membuat sesuwatu yang bermandaat untuk dri sendiri dan orang

    ngomong ngomong lokasinya rumahnya bagus mbak, dapat di pojok hug yang hidup

    slm sukses selalu

    ReplyDelete
  5. jembatan kecil ya mbak ternyata :)

    ReplyDelete
  6. Drainase yang serupa beberapa waktu lalu juga dibikin di depan kantor..

    #eh, Mbak Wieka ini tinggalnya di Banarbaru ya? tahu getu pas minggu lalu saya kesana bisa kopdar ya

    ReplyDelete
  7. udah selelsai ya mak...congrats...pastinya bermanfaat ya..

    ReplyDelete
  8. Tukang biasanya suka jika mendapat pekerjaan sampingan ya Jeng
    Semoga rumahnya menyenangkan dan krasan
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  9. Menarik, jadi nambah ilmu nih.
    Izin berbagi artikel arsitektur rumah ya.
    Tentang Tips Cara Membuat Rumah Kayu, siapa tahu bisa bermanfaat.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  10. sejuk banget rumahnya.. dulu tgl dijogja mana..aku orang bantul

    ReplyDelete
  11. waah lumayan tuh prosesnya .. siapsiap keganggu jalannya :)

    ReplyDelete
  12. Kena biaya berapa mbak total pembuatan jembatan itu

    ReplyDelete
  13. Wahh biaya nya bener di bjb cuma 400rb?? Kok saya bikin 1.5jt biaya upah tukang nya aja😭

    ReplyDelete
  14. Sip deh... Support kami ya di channel Youtube.com/kutaaceh

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkenan membaca artikel ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik.

KEBKomunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri
 
Lembar Kehidupan Wieka © 2008 | Designed by Wieka Wintari Banjarbaru, Kalimantan Selatan - Indonesia