Labels:

Kabut Asap di Kotaku Menyesakkan Dada

Seperti biasanya, Aku berangkat ke kantor pukul 06.15 WITA. Maklum jarak antara rumah dengan kantor cukup jauh, kira-kira ada 40 km ke arah Barat dari Banjarbaru menuju Banjarmasin. Itupun juga harus mampir menitipkan motor ke Rumah teman, dan ikut bersamanya ke kantor dengan dua temanku lainnya.

Tapi, hari ini luar biasa. Ketika Aku buka pintu, agak sedikit terkejut karena diluar rumah tidak terlilhat apa-apa, hanya kabut putih yang terlihat. Awalnya Kupikir itu kabut embun pagi yang menyegarkan, tapi kok lama-lama tercium bau tak sedap dan menyesakkan dada. Oh ternyata itu asap, ya agak sedikit bingung, rasanya sering turun hujan deh, biasanya asap itu adanya saat musim kemarau, karena gesekan-gesekan akar gambut yang menyebabkan timbulnya api dan agak sulit memang untuk dimusnahkannya.

Perjalananku pagi ini ku tetap ku lanjutkan menuju rumah temanku itu, wah lama-lama kok tambah menyesakkan dada ya, dan pandangan ke depanpun agak terganggu. Namun perjalananpun harus tetap ku lanjutkan kalau tidak saya bakalan terlambat nih masuk kantor. Akhirnya sampai pula lah di rumah temanku itu. Uff...jaket yang Ku kenakan bau asap, tak tahan rasanya.

Perjalanan ke kantor dengan menggunakan Grand Livina warna abu-abu metalik milik teman dilanjutkan. Masih terpikirkan olehku, darimana asal muasal asap pagi ini yang terjadi, memang pemberitaan Sabtu lalu, ada kebakaran hutan di daerah Palangkaraya, tapi apa iya sampai ke Banjarbaru? Biasanya juga kalau sampai ini terjadi, asal kebakaran itu berasal dari daerah Gambut, Kabupaten Banjar. Atau juga bisa ini dikarenakan adanya pembukaan lahan untuk perkebunan.

Akibat dari asap ini cukup memperihatinkan, bukan saja bau yang menyesakkan dada, tapi juga mengganggu jarak pandang pengendara motor, mobil bahkan pilot sekalipun. Maka tak jarang kalau sudah begini, jadwal penerbangan banyak yang delay, karena tidak mau mengambil resiko terjadinya kecelakaan karena jarang pandang yang terganggu.

Tidak cuma itu, pernah ada cerita ibu-ibu di kantorku, waktu itu dia mau berangkat kerja juga. Maklum, karena Kami ini biasanya mengejar jam absen pagi, maka tidak dapat berjalan santai. Saking tebalnya kabut asap itu, dan jarak pandang tidak sampai 5 meter ke depan, 




sampai-sampai Ibu tersebut yang seharusnya ke arah Banjarmasin, malah harus terbelok ke arah Pelaihari, dan Ibu itupun terkejut saat jarak kabut asap itu agak sedikit berkurang, dan ternyata hampir setengah jalan yang berbeda itu. Dan sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu, mobil Kami pernah hampir menabrak pembatas jalan yang ada di tengah.

Wah pokoknya kalau sudah kabut asap turun, rasanya ini sangat mengganggu. Kalau ini terus menerus dibiarkan tidak ada tindaklanjut dari Pemerintah Daerah, rasanya kasihan untuk pengendara di jalan. Setidaknya ada jalan keluarnya untuk kabut asap yang sering terjadi, apalagi memang daerah Kami ini banyak dikelilingi dengan daerah gambut. Kalaupun adanya pembukaan lahan, ya mbok dipersiapkan solusinya donk untuk para pengusaha ya.

Untuk para pengendara motor ataupun mobil, hati-hati di jalan, yuk persiapkan masker sendiri dari rumah agar tidak terlalu mengganggu pernafasan. Buat teman-teman Blogger yang mungkin sedang bertugas, pulang kampung atau jalan-jalan ke daerah Kalimantan Selatan atau Kalimantan Tengah, hati-hati juga ya...dan semoga tidak mengganggu aktivitas kalian semua.



28 comments :

  1. wah bahaya tuh kalau kabut asap tebal banget begitu. pasti kita nggak bisa lihat jalan kalau naik kendaraan/mobil. ikut prihatin buk :)

    ReplyDelete
  2. jangankan asap embun saja juga bisa nutupin pandangan

    ReplyDelete
  3. wah mengerikan sekali bilia jarak pandang hanya dapat di tempuh 5 meter, Sedangkan untuk sekarng ini mudah mendeteksi asal asap dari satelit, namun kenapa masih seperti ini ya ?

    Salam wisata

    ReplyDelete
  4. wah kabutnya tebal banget tuh.

    ReplyDelete
  5. Ke kantornya jauh ya, Mbak, sampe 40 km.
    Semoga masalah asap ini segera bisa diatasi dengan baik.

    ReplyDelete
  6. Warga yang tinggal di daerah yang terkena kabut asap tentu kesehatannya bisa terganggu apalagi bila berlangsung berminggu-minggu. Sebab jika paparan kabut asap berlangsung berminggu-minggu, bisa menurunkan fungsi paru manusia. Efeknya bisa menyebabkan batuk kronis, penyempitan saluran napas, bahkan bisa memicu asma pada orang yang sebelumnya tidak punya riwayat.

    'Bencana' kabut asap sudah berlangsung rutin hampir setiap tahun ada utamanya di musim kemarau. Tentu yang berkompeten dalam hal ini telah mempunyai rencana aksi atau roadmap dalam mengatasi kabut asap seperti ini. Dukungan dari seluruh stakeholders amat dibutuhkan demi suksesnya program kegiatan mengatasi kabut asap. Sayangi lingkungan dan bumi ini dengan bijak !

    Salam cemerlang !

    ReplyDelete
  7. kemarin sore menjelang mendarat di syamsudin noor, kirain kabut asap juga. ternyata hujan, hehe...
    perjalanan malam lancar dan baru nemu kabut tebal menjelang tamianglayang

    kalo bicara kabut asap memang repot. pemerintah selalu nyalahin peladang berpindah. padahal mana mungkin peladang kuat buka lahan sampai ratusan hektar. kenapa sih pemerintah kita takut bener sama industri. waktu pilkada dimodalin kali ya..?

    ReplyDelete
  8. haduuuh, harus hati-hati menyetirrr kalau gini :D

    ReplyDelete
  9. Riau juga lagi panen asap mba
    uuuuggghhh...

    ReplyDelete
  10. asapnya tebal sekali ya mbak, kurang baik untuk kesehatan, smeoga cepat bsia teratasi. Maaf saya baru bisa mampir kesini

    ReplyDelete
  11. Semoga saat ini sudah pulih seprti sedia kala kembali keadaaannya :)

    ReplyDelete
  12. Waduh, nggak enak banget ya, pagi-pagi segar malah disambut oleh sesaknya asap... Masih mending kalo itu kabut... BTW ane suka banget sama pemandangan di foto ini, karena sangat mirip game "Silent Hill", hehehe

    ReplyDelete
  13. tuan rumahnya mana ya...kok sepi , belum bangun kalee sampe rumahnya nggak pernah diupdate lagi....:-)

    ReplyDelete
  14. wah menakutkan banget itu asapnya sampe setebal itu

    ReplyDelete
  15. Waktu saya sekolah saya juga pernah mengalami kabut asap begini di Riau. Semoga tidak sering terjadi dan cepat ada solusinya ya.

    ReplyDelete
  16. Assalaamu'alaikum wr.wb, mbak Wieka...

    Harap sekarang ini kabutnya sudah hilang ya setelah diusahakan untuk meredakannya. Walau tidak ada kabut, tetap juga hati-hati ya, mbak Wieka. Dilanjutkan lagi postingnya, mbak. Kok sunyi aja ya.

    Salam mesra dari Sarikei, Sarawak. :D

    SITI FATIMAH AHMAD

    ReplyDelete
  17. ngeri banget lihat kepulan asapnya.

    ReplyDelete
  18. Duh gak enak ya mbak .. kalo sekarang bagaimana keadaannya?

    ReplyDelete
  19. kabut asapnya tebel banget, rasanya gak nyaman bgt pastinya ya mba

    ReplyDelete
  20. Kabut asap memang menganggu ya Jeng
    Saya pernah mengalaminya juga
    Di blog ini saya kok belum menemukan halaman About atau Profil ya
    Terima kasih

    ReplyDelete
  21. wuih sampe gelap banget gitu yaa.. wah di dada itu lho yang berat.. bikin sesak

    ReplyDelete
  22. harus berhati-hati drive dalam keadaan kabut begitu.. pakai mask untuk elakkan sesak nafas..

    ReplyDelete
  23. Waduh ... sampai separah itu ya bund ... Gimana di Sampit ya?

    ReplyDelete
  24. Parah gitu ya. hampir gak kelihatan begitu pas lagi berkendara. bahaya banget.

    ReplyDelete
  25. Mestii hati hati bangett ya . .kaloo begituu

    ReplyDelete
  26. kalau ditempat saya mbk menyejugkan seperti ini
    karena diatas gununggg

    ReplyDelete
  27. bahaya juga ya ^^

    kalo di sekitar sini kabut asapnya kebanyakan dari kenalpot mobil

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkenan membaca artikel ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik.

KEBKomunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri
 
Lembar Kehidupan Wieka © 2008 | Designed by Wieka Wintari Banjarbaru, Kalimantan Selatan - Indonesia